Notification

×

Iklan

Iklan

Abrasi Parah di Pesisir Dusun Sahuwai, Warga Desak Pemprov Ambil Tindakan Serius

Minggu, 20 April 2025 | April 20, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-04-20T23:14:12Z

 



Piru, iNewsUtama.com — Abrasi hebat kembali melanda pesisir pantai Dusun Sahuwai, Kecamatan Huamual, Kabupaten Seram Bagian Barat pada Minggu, 20 April 2025. Gelombang pasang yang terjadi sekitar pukul 17.00 WIT menyebabkan air laut masuk hingga ke rumah-rumah warga, bahkan mencapai jalan raya. Warga meminta Pemerintah Provinsi Maluku agar segera mengambil langkah serius menangani bencana yang telah berlangsung selama lebih dari satu dekade ini.

Kerusakan talud penahan ombak yang terjadi sejak tahun 2010 hingga kini belum juga diperbaiki oleh pemerintah daerah. Sejak 2015, warga telah menyuarakan kekhawatiran mereka, namun belum mendapat respon konkret.



“Kondisi pantai dan bangunan talud sudah sangat memprihatinkan. Air laut sudah masuk ke dalam rumah warga dan mengenai jalan raya,” ujar Yabais Soulisa, salah satu warga setempat saat dikonfirmasi oleh media ini.

Menurutnya, abrasi pantai menjadi fenomena yang harus diwaspadai karena sebagian besar penduduk Dusun Sahuwai bermukim di tepi pantai. Ia juga mengimbau Gubernur Maluku, Henrik Lewerissa, dan Wakil Gubernur Abdullah Vanath, agar segera turun tangan membantu masyarakat membangun kembali talud dan mengatasi abrasi agar gelombang pasang tidak terus-menerus merusak rumah-rumah warga.

Peristiwa ini bukan yang pertama kali terjadi. Soulisa menyebutkan bahwa abrasi dan gelombang pasang telah berlangsung selama kurang lebih 12 tahun, namun dalam beberapa hari terakhir, dampaknya semakin parah.

“Air laut masuk dari dapur sampai ke depan rumah. Warga kesulitan menyelamatkan barang-barang karena semuanya basah. Gelombang pasang juga mengikis pantai dan merusak area pesisir,” jelasnya.

Dari pantauan wartawan iNews Utama di lokasi, fenomena abrasi ini telah beberapa kali diberitakan, namun belum ada tanggapan serius dari pihak pemerintah daerah.

"Dulu, jarak antara rumah warga dan bibir pantai sekitar 50 meter. Anak-anak masih bisa bermain bola di pantai belakang rumah. Sekarang, bibir pantai sudah berada di dalam dapur rumah. Kalau tidak segera ditangani, bisa-bisa rumah warga akan terseret ombak,” tambah Soulisa.

Warga Dusun Sahuwai berharap pemerintah tidak lagi menutup mata terhadap kondisi ini. Penanganan abrasi secara cepat dan menyeluruh menjadi harapan utama mereka demi keselamatan dan kelangsungan hidup di daerah pesisir.(Rus/RN)

TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update